Kutim – Kementerian Perhubungan Inspektorat Jenderal melakukan Monitoring Proyek Strategis Kawasan Ekonomi Khusus Maloy di Kutai Timur pada Rabu, (9/3). Dalam kegiatan tersebut hadir Inspektur III Fadriansyah Anwar, Auditor Pertama Irwan Rahim Erwin dan Analis Data Ary Febryan.
Fadriansyah menjelaskan bahwa tujuan monitoring kali ini adalah untuk memotret dan mencari apa yang sebenarnya menjadi permasalahan. Pasalnya, kendala yang dihadapi adalah pelabuhan sudah setahun lebih lulus uji sandar namun hingga kini belum berjalan dan ternyata amdal adalah permasalahan yang menghambat beroperasinya pelabuhan.
“Amdal menjadi permasalahan karena adanya perubahan dari single purpose ke multi purpose namun untuk proses amdal tidak lama,” jelas Fadri.
Ditambahkan bahwa perlu adanya sinergitas dari semua pihak terkait, khususnya dalam membangun komunikasi yang intens. Dengan adanya pergerakan akan menjadi satu langkah awal untuk optimis agar pelabuhan akan segera beroperasi. Terlebih, kedepan akan direncanakan pelabuhan maloy bukan menjadi dari pelabuhan singlepurpose lagi melainkan akan beralih ke pelabuhan multipurpose.
“Denyut nadi di Kawasan Ekonomi Khusus akan menjadi sinyal positif untuk berbagai pihak,” Fadri mengakhiri.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut PT Maloy Batuta Trans Kalimantan, PT Palma Serasih Indonesia Tbk, DPMPTSP Kutai Timur, KUPP Sangkulirang.
#PerusdaMBS
#PerusdaKaltim
#Sinergi
#Akselerasi
#Aksi