Samarinda – Kunjungan Songgoritty Group ke Kalimantan Timur diterima langsung oleh Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor bertempat di ruang kerjanya, Kamis (14/7). Dalam kesempatan tersebut, Harry Phon selaku Founder Songgoritty Group menawarkan rencana investasi manufaktur jangka panjang yang disebutnya sangat prospektif, unggul dan ramah lingkungan.
Hadir dalam kunjungan tersebut Direktur Utama PD Melati Bakti Satya Aji Mohammad Abidharta Hakim, Plt. Direktur Maloy Batuta Trans Kalimantan M. Ade Himawan, Plt Asisten Ekonomi dan Pembangunan HM Aswin, Plt Kepala Dinas Kehutanan Kaltim Joko Istanto, dan sejumlah pejabat lainnya.
Abi menjelaskan bahwa awal mula pertemuan bersama Songgoritty Group adalah saat adanya rapat antara Gubernur Kaltim dan Menteri KLHK Siti Nurbaya yang membahas peluang investasi ramah lingkungan dan diyakini akan memberikan manfaat secara besar khususnya manfaatnya kepada Kaltim.
Peluang ini juga difokuskan terkhusus kepada masyarakat miskin di Indonesia terkait penyediaan rumah bagi masyarakat tersebut dan mulai terjalinlah komunikasi secara intens dengan pihak Songgoritty.
“Alhamdulillah kemarin saat pertemuan dengan Gubernur semua bisa terwujud, yang mana Bapak Gubernur memberikan respon positif dan memberikan kesempatan investasi kepada pihak Songgoritty di Kaltim,” jelas Abi saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (18/7).
Ditambahkannya bahwa rencana investasi yang awalnya Rp 75 triliun dalam rentan waktu dalam 10 tahun adalah bagian dari investasi total pihak Songgoritty terhadap investasi di KEK Maloy. Namun, banyak manfaat yang bisa dilihat bagi Kaltim karena selain menyerap tenaga kerja yang luar biasa disatu sisi juga akan memberdayakan masyarakat lokal untuk dididik yang nantinya akan menjadi bagian pada industri tersebut.
“Untuk program CSR pun mereka akan memberikan rumah murah bagi masyarakat miskin agar bisa mendapatkan rumah yang layak serta terjangkau dan juga berteknologi tinggi,”tukasnya.
Harapannya dengan keberadaan Songgoritty dapat menjadi awal yang baik untuk mengundang investor yang tidak hanya berperan sebagai pelaku usaha di kawasan industri Maloy tetapi dapat berperan sebagai infrastruktur bahkan pembangunan dan pengelola KEK itu sendiri.
Hal tersebut menjadi alasan karena seperti yang diketahui infrastruktur di KEK Maloy masih dianggap kurang optimal oleh para pelaku usaha maka dengan mengundang investor untuk bersama-sama membangun infrastruktur dasar kawasan dapat menjadi daya tarik lebih besar kepada para pelaku usaha untuk bisa masuk segera di KEK MBTK.